Kamis, 13 April 2017

Home »  ,  ,  ,  » Warga Dihebohkan Upaya Penculikan Anak di Kuansing

Warga Dihebohkan Upaya Penculikan Anak di Kuansing

Written By Sedisuganda SH on Minggu, 15 September 2013 | 11.01.00


PANGEAN (RP) - Masyarakat Sako Kecamatan Pangean dihebohkan dengan adanya upaya penculikan terhadap anak-anak oleh orang tak dikenal, sekitar pukul 15.00 WIB, Kamis (5/9).

Namun upaya penculikan terhadap anak yang usianya sekitar 8 tahun itu gagal terjadi, karena anak tersebut bisa menghindar dengan cara melompat ke semak-semak di sekitar tempat kejadian, persisnya tidak jauh dari wilayah Polsek Pangean.

Dari informasi yang diperoleh Riau Pos, anak tersebut berjalan dari arah Sako menuju arah Pasarbaru Pangean. Kejadiannya bermula pada saat sebuah mobil jenis truck melaju dari arah Teluk Kuantan. 

Setibanya berada di tempat anak itu berjalan, mobil tersebut mencoba menghampiri, namun dengan sigap anak itu langsung melompat ketika ada upaya penculikan.

‘’Iya, heboh juga dengan kejadian itu, karena kan tak biasanya kejadian penculikan anak terjadi di Pangean bahkan Kuansing,’’ ujar Sotri Denti, salah seorang warga asal Pulau Rengas Pangean yang melintas pada saat kejadian, Kamis (5/9).

Menurut Sotri, kejadiannya ini mengundang perhatian banyak masyarakat di wilayah Sako. Pasalnya, penculikan anak sepertinya sudah mulai masuk ke wilayah Kuansing. ‘’Tentu dengan kejadian ini akan membuat kita lebih berhati-hati dengan anak,’’ ujarnya.

Terkait kejadian ini, Kapolsek Pangean, AKP Milson Joni SH MH yang dikonfirmasi Riau Pos terpisah mengakui, adanya upaya penculikan anak di wilayah Pangean. Ia mengimbau masyarakat Pangean waspada terhadap kejadian tersebut. 

‘’Memang ada, tapi gagal, karena pada saat mau dihampiri, anak itu langsung melompat ke semak-semak,’’ ujar Milson.

Menurut Milson, mobil yang hendak melakukan upaya penculikan itu adalah jenis truk yang datang dari arah Teluk Kuantan.

Adat perkawinan di kuansing



PROSESI ADAT PERKAWINAN MELAYU KHUSUSNYA DI KUANSING

Setelah melalui proses yang cukup panjang , dimulai dari Merisik hingga kePertunangan, maka kemudian dilanjutkan dengan acara perkawinan. Dalam adat melayu Riau Prosesi Perkawinan sangat banyak kita jumpai dan bahkan berbeda-beda, Melayu Indragiri (Rengat), Kampar, Kuantan Singingi, ataupun melayu Siak, Bengkalis, upacara perkawinan ini dianggap amat sakral bahkan tidak boleh ada satupun rangkaian prosesi adat yang terlewatkan. Berikut Prosesi Adat Melayu dalam perkawinan pada umumnya :

MENGGANTUNG-GANTUNG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL2JqNBqNLWVo3VZix6GmVPi3fy6tRDQy4P2UdSU6cDFZBfOiZMm71Iw57NkFqikU3P0b95InVavXrIK6RG0qtDvNto105bSQZycbUdUCsBSS39ZFxIQ9_6LErFSNF4dccyNC_3cUwfJ0/s320/MENGANTUNG+GANTUNG.JPG
Pengantin ibarat raja dan ratu sehari, maka untuk keduanya disiapkan pelaminan yang megah bak singgasana.

Acara mengantung-gantung diadakan beberapa hari sebelum perkawinan atau persandingan dilakukan. Bentuk kegiatan dalam upacara ini biasanya disesuaikan dengan adat di masing-masing daerah yang berkisar pada kegiatan menghiasi rumah atau tempat akan dilangsungkannya upacara pernikahan, memasang alat kelengkapan upacara, dan sebagainya. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah: membuat tenda dan dekorasi, menggantung perlengkapan pentas, menghiasi kamar tidur pengantin, serta menghiasi tempat bersanding kedua calon mempelai. Upacara ini menadakan bahwa budaya gotong-royong masih sangat kuat dalam tradisi Melayu. Upacara ini harus dilakukan secara teliti dan perlu disimak oleh orang-orang yang dituakan agar tidak terjadi salah pasang, salah letak, salah pakai, dan sebagainya.

MALAM BERINAI

Adat atau upacara berinai merupakan pengaruh dari ajaran Hindu. Makna dan tujuan dari perhelatan upacara ini adalah untuk menjauhkan diri dari bencana, membersihkan diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih tampak bercahaya, menarik, dan cerah. Upacara ini merupakan lambang kesiapan pasangan calon pengantin untuk meninggalkan hidup menyendiri dan kemudian menuju kehidupan rumah tangga.

Berinai bukan sekadar memerahkan kuku, namun memper- siapkan pengantin agar dapat menjalani pernikahan tanpa ada halangan. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcXLQtEYWLuO7mLON5TdSTQ78O-sYbGVNxLOCXH6d4-y-Ju-lWvBS5hrmqUQhgJT-hw8ludyTSk_azX2fdl06hyCcgmHxc649QYhkHCieyjibGM-9IKaoL0uK_Lx6lx2Eynv-LFySDp2o/s320/IMG_5906.JPG
Seri kecantikan diperoleh melalui kesabaran.
Pengantin harus berdiam diri , sabar menanti, agar inai yang dipasang di 
      jemari,tangan    dan kaki menghasilkan warna cerah yang berseri

Upacara ini dilakukan pada malam hari, yaitu dimalam sebelum upacara perkawinan dilangsungkan. Bentuk kegiatannya bermacam-macam asalkan bertujuan mempersiapkan pengantin agar tidak menemui masalah di kemudian hari. Dalam upacara ini yang terkenal biasanya adalah kegiatan memerahkan kuku, tetapi sebenarnya masih banyak hal lain yang perlu dilakukan. Upacara ini dilakukan oleh Mak Andam dibantu oleh sanak famili dan kerabat dekat. Upacara berinai bagi pasangan calon pengantin dilakukan dalam waktu yang bersama-sama. Hanya saja, secara teknis tempat kegiatan ini dilakukan secara terpisah, bagi pengantin perempuan dilakukan di rumahnya sendiri dan bagi pengantin laki-laki dilakukan di rumahnya sendiri atau tempat yang disinggahinya. Namun, dalam adat perkawinan Melayu biasanya pengantin lak-laki lebih didahulukan.  

UPACARA BERANDAM
 
Upacara berandam dilakukan pada sore hari ba'da Ashar yang dipimpin oleh Mak Andam didampingi oleh orang tua atau keluarga terdekat dari pengantin perempuan. Awalnya dilakukan di kediaman calon pengantin perempuan terlebih dahulu yang diringi dengan musik rebana. Setelah itu baru kemudian dilakukan kegatan berandam di tempat calon pengantin laki-laki. Sebelum berandam kedua calon pengantin harus mandi berlimau dan berganggang terlebih dahulu. Makna dari upacara berandam adalah membersihkan fisik (lahiriah) pengantin dengan harapan agar batinnya juga bersih. Makna simbolisnya adalah sebagai lambang kebersihan diri untuk menghadapi dan menempuh hidup baru.

Untuk itulah, Mak Andam merias calon pengantin agar kemolekan makin ternampak nyata. Berandam yang paling utama adalah mencukur rambut karena bagian tubuh ini merupakan letak kecantikan mahkota perempuan. Di samping itu, berandam juga mencakup kegiatan: mencukur dan membersihkan rambut-rambut tipis sekitar wajah, leher, dan tengkuk; memperindah kening; menaikkan seri muka dengan menggunakan sirih pinang dan jampi serapah. Setelah berandam kemudian dilakukan kegiatan mandi tolak bala, yaitu memandikan pengantin dengan menggunakan air bunga dengan 5, 7, atau 9 jenis bunga agar terlihat segar dan berseri. Kegiatan ini harus dilakukan sebelum waktu shalat ashar. Mandi tolak bala kadang disebut juga dengan istilah ?mandi bunga?. Tujuan mandi ini adalah menyempurnakan kesucian, menaikkan seri wajah, dan menjauhkan dari segala bencana. Dalam ungkapan adat disebutkan: 

UPACARA KHATAM QUR'AN

Pelaksanaan upacara khatam Qur'an biasanya dilakukan setelah upacara berandam dan mandi tolak bala sebagai bentuk penyempurnaan diri, baik secara lahir maupun batin. Upacara khatam Qur’an sebenarnya bermaksud menunjukkan bahwa pengantin perempuan sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang bagaimana mempelajari agama Islam dengan baik. Dengan demikian, sebagai pengantin perempuan dirinya telah dianggap siap untuk memerankan posisi barunya sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Di samping itu tujuan lainnya adalah untuk menunjukkan bahwa keluarga calon pengantin perempuan merupakan keluarga yang kuat dalam menganut ajaran Islam

Upacara ini dipimpin oleh guru mengajinya atau orang tua yang ditunjuk oleh keluarga dari pihak pengantin. Upacara ini khusus dilakukan oleh calon pengantin perempuan yang biasanya perlu didampingi oleh kedua orang tua, atau teman sebaya, atau guru yang mengajarinya mengaji. Mereka duduk di atas tilam di depan pelaminan. Mereka membaca surat Dhuha sampai dengan surat al-Fatihah dan beberapa ayat al-Qur'an lainnya yang diakhiri dengan doa khatam al-Qur?an

ACARA HANTARAN BELANJA

Antar belanja atau yang biasanya dikenal dengan  dilakukan beberapa hari sebelum upacara akad atau sekaligus menjadi satu rangkaian dalam upacara akad nikah. Jika antar belanja diserahkan pada saat berlangsungnya acara perkawinan, maka antar belanja diserahkan sebelum upacara akad nikah. Beramai-ramai, beriring-iringan, kerabat calon pengantin laki-laki membawa antara belanja kepada calon pengantin wanita. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcyyxZuxU4kcIgM6m6X1aGJaZ3VDqxMDRdjIbzHKoS1ggk0SyWbaw8Xnp2UsAxyw9Btxs5S85V4rvg_pjmMSOv5wh4HPs0dQnHtzgT1AXhs_sGNmDvKEqCKtMdv2jEzGoFHH7IO90vKzE/s320/HANTAR+BELANJA.jpg


Konsep pemikiran dari upacara antar belanja adalah simbol dari peribahasa-peribahasa seperti rasa senasib sepenanggungan,rasa seaib dan semalu, yang berat sama dipikul yang ringan sama dijinjing. Makna dalam upacara antar belanja ini adalah rasa kekeluargaan yang terbangun antara keluarga pengantin laki-laki dan pengantin perempuan. Oleh karena makna dan tujuannnya adalah membangun rasa kekeluargaan, maka tidak dibenarkan jumlah diantarkan menimbulkan masalah yang menyakiti perasaan di antara mereka.



ACARA AKAD NIKAH

Ketika rombongan calon pengantin laki-laki Upacara akad nikah merupakan inti dari seluruh rangkaian upacara perkawinan. Sebagaimana lazimnya dalam adat perkawinan menurut ajaran Islam, upacara akad nikah harus mengandung pengertian ijab dan qabul.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjePTmkOcQIYa6HJ2CxAmaET6lGoHWNfc2JzAcU7HwzjTKlP6mw3q3nt7UpPk8sRXGAqlWnMVI0tx4DfcAP4IeiJDiA-YJyIIhyA7odH92P0Kke6xsPS-g1cygHmXO-cSDlc2Pmhxz2Wd8/s400/AKAD+NIKAH.jpg

Pemimpin upacara ini biasanya adalah kadi atau pejabat lain yang berwenang. Setelah penyataan ijab dan qabul telah dianggap sah oleh para saksi, kemudian dibacakan doa /walimatul urusy/ yang dipimpin oleh kadi atau orang yang telah ditunjuk. Setelah itu, baru kemudian pengantin laki-laki mengucapkan /taklik/ (janji nikah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Janji Nikah. Penyerahan mahar oleh pengantin laki-laki baru dilakukan sesudahnya. 

UPACARA MENYEMBAH
Setelah upacara akad nikah selesai dilakukan seluruhnya, kedua pengantin kemudian melakukan upacara menyembah kepada ibu, bapak, dan seluruh sanak keluarga terdekat. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmufQndxoHNR5ArOi_32uaEL6Vyh4kJ37OZ6gqAmuiwKX4SUJeHywxtYcfIPUGJhOTWR0h1bfUWz4SqOAWSOduwQdLH1lSnjSq8babX5t7K4USrrJedh8TmAcI1__TSQdPtwCwB4TukSw/s400/IMG_8547.jpg

Makna dari upacara ini tidak terlepas dari harapan agar berkah yang didapat pengantin nantinya berlipat ganda. Acara ini dipimpin oleh orang yang dituakan bersama Mak Andam. Sembah sujud kepada orang tua tiada boleh lupa, agar tuah dan berkah turun berlipat ganda.

TEPUK TEPUNG TAWAR

Setelah upacara menyembah selesai, kemudian dilanjutkan dengan upacara tepuk tepung tawar. Makna dari upacara adalah pemberian doa dan restu bagi kesejahteraan kedua pengantin dan seluruh keluarganya, di samping itu juga bermakna sebagai simbol penolakan terhadap segala bala dan gangguan yang mungkin diterimanya kelak. Upacara ini dilakukan oleh unsur keluarga terdekat, unsur pemimpin atau tokoh masyarakat, dan unsur ulama. Yang melakukan tepung tawar terakhir juga bertindak sebagai pembaca doa. /Tepuk Tepung Tawar hakikatnya adalah pertanda, bahwa para tetua melimpahkan restu dan doa, bahwa marwah pengantin kekal terjaga

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU2lS1qhKtotyea7JGDtCL_DSQWgg_VD0ZUwExAGy4G4vqbUzuDl-s8VWkXaX-Pl9fzty4-Rb3dDmT-ZSeURTB4zayylaX5pUE8HJ1OjyD6wfMu-oAxELhCntAHpa1XlXOZLLIXdy0EAs/s400/TEPUNG+TAWAR.jpg

Jadi, upacara Tepuk Tepung Tawar bermakna sebagai doa dan pengharapan. Dalam pantun nasehat disebutkan: Di dalam Tepuk Tepung Tawar, terkandung segala restu, terhimpun segala doa, terpateri segala harap, tertuang segala kasih sayang. Dalam pantun lain disebut juga bahwa: 

Tepung tawar untuk penawar
Supaya hidup tidak bertengkar
Wabah penyakit tidak menular
Semua urusan berjalan lancar

Kegiatan ini dilakukan dengan rincian: menaburkan tepung tawar ke telapak tangan kedua pengantin, mengoleskan inai ke telapak tangan mereka, dan menaburkan beras kunyit dalam bunga rampai kepada kedua pengantin. Setelah upacara ini selesai berarti telah selesai upacara inti perkawinan. Setelah itu tinggal melakukan upacara-upacara pendukung lainnya, seperti upacara nasehat perkawinan dan jamuan makan bersama.

MENGARAK PENGANTIN LELAKI

Upacara ini bentuknya adalah mengarak pengantin laki-laki ke rumah orang tua pengantin perempuan. Tujuan dari upacara ini sebagai media pemberitahuan kepada seluruh masyarakat sekitar tempat dilangsungkannya perkawinan bahwa salah seorang dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-istri. Di samping itu, tujuanya adalah memberitahukan kepada semua lapisan masyarakat agar turut meramaikan acara perkawinan tersebut, termasuk ikut memberikan doa kepada kedua pengantin. Upacara ini beragam bentuknya, tergantung adat yang berlaku di masing-masing daerah Melayu. Bernaung payung iram, diiringi rentak rebana dan gendang,pengantin laki-laki datang kepada dewi pujaan. Dalam upacara arak-arakan ini, yang dibawa adalah beragam alat kelengkapan. Namun, yang paling utama dibawa adalah jambar (di Riau lebih dikenal dengan semerit, pahar ,poha, dulang berkaki). 
Isi dalam jambar terdiri dari tiga unsur, yaitu: unsur kain baju atau pakaian dengan kelengkapan perias, unsur makanan, dan unsur peralatan dapur. Ketiga unsur tersebut mengandung makna tentang kehidupan manusia sehari-hari. Jumlah jambar ditentukan berdasarkan adat setempat, asalkan maknanya sesuai dengan nilai Islam. Jumlah 17 adalah sama dengan jumlah rukun shalat, jumlah 17 terkait dengan jumlah rakaat sehari semalam, dan jumlah 25 terkait dengan jumlah rasul pilihan. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjecwIEaAKjhaJheVpm0meXADN29ogN0cJuwid-6GXVPAeSxBWRLC60Vow8h_bq-OiMjYGfcelDTRCI8J0_1xvceUKJq50Eic7Ei-zzpSpcKJj9PAbpjJLnWXCzntXrgM1SVE4o61rcDWk/s1600/LEMPAR+BERAS+KUNYIT.jpg
Perang Beras Kunyit

Sesampainya rombongan arak-arakan pengantin laki-laki di kediaman keluarga pengantin perempuan, kemudian dilanjutkan dengan upacara penyambutan. Dalam budaya Melayu, upacara penyambutan tersebut mempunyai makna yang sangat dalam. Oleh karenanya, pengantin laki-laki perlu disambut dengan penuh kegembiraan sebagai bentuk ketulushatian dalam menerima kedatangan mereka. Upacara pencak silat merupakan perlambang kepiawaian pengantin laki-laki menghadapi tantangan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv_0f5GFUdAnQcUp65ubm2e5ZK2yrMyO0ECmmnC1a99xJKko2h37x4NVg5kNQwVZQiBWNdQQ7UJpKLX039uXD4GHLDUP9qW_-RQ5Br_Y5V_jGRYeTgkXlXUufYMT_q2wGiLAk4INgLePg/s320/TUKAR+TEPAK.jpg
Iringan Pengantin Laki-Laki dan Perempuan Saling Bertukar tepak

Upacara penyambutan arak-arakan pengantin laki-laki biasanya bentuknya tiga macam, yaitu permainan pencak silat, bertukar tepak induk, dan berbalas pantun pembuka pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat, makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa pengantin laki-laki sebagai calon kepala rumah tangga perlu ditantang kejantanan dan kepiawainnya. Meski hanya sebagai simbol, pencak silat juga mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang dibungkus dengan jiwa kepahlawanan. Setelah permainan silat, rombongan pengantin melanjutkan perjalanannya, biasanya diteruskan dengan kegiatan perang beras kunyit antara pihak pengantin laki-laki dan pihak yang menyambutnya. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXvLK4q1p24iVvNF0vWmheZKrO6jCqLNcDFZaIygDOsTWEeqRmaxqx7OlksXqz7JyuiTm3UPrYtqRWoNo4cmZVYd5SUKNuwPEzy9erSaos2MCQjKEVSGF7U4jSQe-OgiZHdeRGAswz5rU/s320/PENCAK+SILAT.jpg
           Perang Beras Kunyit antar kedua pihak pengantin, bukan mengobarkan permusuhan, melainkan menyuburkan persaudaraan. Setelah permainan silat dan perang beras kunyit selesai, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bertukar tepak induk. Kenapa tepak perlu ditukar? Sebab, simbol tepak melambangkan rasa tulus hati dalam menyambut tamu dan juga sebagai lambang persaudaraan. Isi dalam tepak berupa daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Kegiatan ini dilakukan setelah rombongan pengantin laki-laki masuk ke halaman rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam atau di luar rumah. Bertukar Tepak melambangkan ketulusan hati dan bersebatinya dua keluarga menjadi satu. Kegiatan terakhir dalam upacara langsung adalah berbalas pantun pembuka pintu yang dilakukan di ambang pintu rumah pengantin perempuan. Kegiatan ini bentuknya adalah saling bersahutan pantun antara pemantun pihak pengantin laki-laki dengan pemantun pihak pengantin perempuan yang disaksikan oleh Mak Adam. Fungsi dari kegiatan ini biasanya dipahami sebagai bentuk izin untuk memasuki rumah pengantin perempuan.
Setelah Mak Adam atau pemantun pihak pengantin perempuan membuka kain penghalang pintu dan mempersilahkan tamu untuk masuk, maka kegiatan ini dianggap selesai. Berbalas pantun Pembuka Pintu menunjukkan adab sopan santun pengantin laki-laki memasuki kehidupan pengantin perempuan. Upacara Bersanding/ Acara bersanding merupakan puncak dari seluruh upacara perkawinan. Setelah pasangan pengantin berijab-kabul, pengantin laki-laki akan balik ke tempat persinggahannya untuk beristirahat sejenak. Demikian halnya pengantin perempuan perlu kembali ke balik bilik untuk istirahat juga. Setelah keduanya beristirahat kemudian dilangsungkan upacara bersanding. Wakil pihak pengantin perempuan menemui wakil pihak pengantin laki-laki dengan membawa sebuah bunga yang telah dihias dengan begitu indah. Bunga yang diberikan ini menandakan bahwa pengantin perempuan telah siap menanti kedatangan pengantin laki-laki ke tempat persandingan. Pengantin laki-laki kemudian dijemput untuk disandingkan dengan pasangannya. 
BERSANDING
Menyandingkan penganting laki-laki dengan pengantin perempuan yang disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat, dan jemputan. Inti dari kegiatan ini adalah mengumumkan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah sebagai pasangan suami-istri. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWVBisBTe86LsETSK8MCtFAvppYLeShSH8kwmAXv6AMCzBzkVmFF-icYbDOXKz3pVcjnOtJAn4Cvu4_3Wh5lwGl5fP4SfQ3GYLa5IZs5VDQ_4fO6VXT8-guYu-BITE3RQZHtX40Qzv1P4/s400/BERSANDING2.jpg

           Seperti halnya dilakukan dalam upacara akad nikah, dalam upacara langsung juga dilakukan tepuk tepung tawar untuk mengantisipasi jika adayang belum sempat menyaksikannya pada upacara akad. Sebagaimana disebutkan dalam ungkapan adat sebagai berikut: 
Tiada saat seindah ketika bersanding di pelaminan, bertabur senyum, salam, dan sejahtera Apabila pengantin duduk bersanding Sampailah niat usailah runding Tanda pasangan sudah sebanding Hilanglah batas habis pendinding Dalam ungkapan adat lain disebutkan Pengantin bersanding bagaikan raja Disaksikan oleh tua dan muda Tanda bersatu kedua keluarga Pahit dan manis sama dirasa

Rabu, 05 April 2017

“Sayang Sasuku” Film Keren dari Kuantan Singingi

27 MEI 2010
Nazel dan Arya Terlibat Cinta TerlarangSALAH satu cara untuk memperkenalkan organisasi Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Kuantan Singingi (Ipmakusi) Pekanbaru kepada masyarakat adalah melalui karya, yaitu membuat film daerah bernuansakan adat Kuantan Singingi dengan judul ‘’Sayang SaSuku”. Tema film
‘’Sayang Sasuku” ini adalah suatu percintaan muda-mudi yang pada akhirnya terhalang oleh aturan adat yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
Bahwasannya perkawinan tidak boleh dilakukan jika pria dan wanita satu suku (sasuku red). Ini sangat ditentang bahkan disingkirkan dari pergaulan masyarakat dan diberikan hukuman yang sangat berat. Akibat kuatnya rasa cinta dan adanya aturan adat yang mengikat akhirnya Arya (Dodo) memilih untuk meninggalkan kampung halaman menuju negeri Jiran, Malaysia dengan maksud agar rasa cinta yang bersemai pudar seiring berjalannya waktu.
Ternyata kepergian Arya (Dodo) ke Malaysia tidak diberitahukan kepada Nazel (sang pacar), takut Nazel tidak mengijinkan dan memilih untuk pergi bersama Arya. Meskipun bathin bergejolak dengan tetesan air mata yang tertumpah tanda tak rela. Engki yang datang dari arah Cerenti melihat Arya sedang duduk dibawah pohon sambil menenteng ransel bermaksud menunggu mobil ke Pekanbaru. Engki langsung berhenti dan menanyakan kepada Arya apa yang terjadi. Lantaran merasa sahabat sejati, Engki memacu kendaraannya untuk memberitahukan kepada Nazel yang berada di Benai
Alangkah terkejutnya Nazel ketika kabar tersebut diberitahu oleh Engki dirumahnya ketika sedang mencuci piring bahwa Arya akan berangkat ke Malaysia dan meninggalkannya selamanya. Tanpa disadari, piring yang sedang dicuci jatuh dan berserakan di lantai seperti hati dan jiwanya yang tergoncang hingga menumpahkan air mata dalam kesedihan yang sulit dipercayanya, lalu berlari menuju tugu Gajah Putih (Lapau gading) agar dia bisa menjumpai Arya, sang pujaan.
Arya tanpa disengaja melihat Nazel sedang berdiri di dekat tugu sambil menghapus air matanya yang tak tertahankan. Arya akhirnya keluar ketika travel berhenti mengambil penumpang. Terjadilah hujan air mata dengan segala kepiluan hati dan cinta yang selama ini dibinanya harus berujung pada tragedy perpisahaan yang akan merenggut kebahagiaan dalam suka duka selama berhubungan.
Ikhsan Fitra MW selaku sutradara dan produser film tersebut mengungkapkan bahwa inspirasi untuk membuat film ini adalah ketika melihat bahwa saat sekarang ini adat tidak lagi menjadi sebuah landasan bagi muda-mudi dalam bergaul. Selain disebabkan oleh perkembangan zaman juga akibat kurangnya peran ninik mamak untuk menanamkan nilai-nilai adat kepada generasi muda atau kemanakan sebagai generasi penerus adat. “Film ini diangkat agar generasi muda Kuansing bisa memahami nilai-nilai adat yang telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat. Diharapkan dengan adanya film ini akan menambah khasanah bagi generasi muda untuk tetap memegang teguh adat istiadat Kuansing,”ujarnya
Ikhsan menyadari bahwa film ini hanya sedikit mengupas tentang nilai-nilai adat namun setidaknya dengan adanya film ini merupakan salah satu terobosan bagi generasi muda untuk berkarya. “Ini merupakan film perdana yang lahir dari karya generasi muda Kuansing sehingga dengan film ini akan menunjukkan bahwa banyak potensi anak-anak muda yang perlu disalurkan,”tambahnya
Ditanya kenapa memilih tema percintaan dari pada film horor atau perjuangan, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Kemitraan dan Mediasi Clean Governance selain sebagai Ketua Umum Ipmakusi Pekanbaru ini mengatakan bahwa focus utama yang menjadi perhatian adalah anak-anak muda Kuansing sehingga film ini bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat apalagi anak muda menjadi trend setter dalam pergaulan. “Pasaran yang dituju adalah anak-anak muda. Saya berharap film ini merupakan “Siti Nurbaya”nya Kuansing,” ungkap Ikhsan
Pengambilan gambar dan shooting film ini sudah dilakukan pada tanggal 24 Agustus yang lalu, pada hari keempat pacu jalur di Teluk Kuantan, tepatnya di tanggo batu pancang ke empat. Ini dimaksudkan untuk memperkenalkan budaya pacu jalur kepada masyarakat banyak yang menjadi even nasional. Selain itu, pengambilan gambar juga akan dilakukan di lokasi lain seperti Inuman, Pangean, Benai, Teluk Kuantan dan Air Terjun Guruh Gemurai Lubuk Jambi serta Pekanbaru sendiri.
Film ini diperankan oleh mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Ikatan Pemuda dan Mahasiwa Kuantan Singingi yang lebih dikenal dengan Ipmakusi Pekanbaru ditambah dengan aktor pendukung dan pembantu dari masyarakat Kuansing yang mempunyai bakat dibidang teater diluar kepengurusan Ipmakusi itu sendiri. Diantaranya Nazel diperankan oleh Rona Devi Krona Lisa atau sapaan akrapnya Nasya (Mahasiswa Unri), Arya (Widodo/Mahasiswa UIN), Sinta (Marita Hustina/Mahasiswa Unri), Engki (Zikri/mahasiswa AKMR), Iyan (Asriyon DH/Mahasiswa UIN), Mak Soko (Afrizal/mahasiswa Unri), Bapak Nazel (Suparmi/masyarakat), Inuar sebagai Omak Nazel (Asma Dewi/mantan pemain teater), Yuli Anggraini sebagai Mondek Arya serta pendukung lainnya.
Mau tau kelanjutan ceritanya? Sabar dong! Awal Januari 2009 , film ‘’Sayang Sasuku’’ ini akan dirilis, dan diedarkan untuk warga Kuansing, dan Riau dalam bentuk VCD. Sekarang, kita ngobrol-ngobrol dulu yuk, bareng pemeran Utamanya, Nasya sebagai Nazel dan Dodo sebagai Arya.
Apa yang kalian rasakan, ketika terpilih jadi pemeran utama film daerah ‘’Sayang Sasuku’’ ini?
Nasya: Senang banget, nggak nyangka. Soalnya, saingannya lumayan banyak. Dan berkat keseriusan waktu audisi, akhirnya aku terpilih jadi Nazel. Bersyukur banget deh, rasanya.
Dodo: Suatu Anugerah. Soalnya, baru kali ini aku dapat peran utama. Padahal sebelumnya aku hanya bermain teater, di kampung, Sekarang sudah bisa ikut syuting film ‘’Sayang Sasuku’’. Wah..Senangbanget deh.. pokoknya.
Apa yang kalian persiapkan untuk menjalani syuting film ini?
Nasya : Fisik, Mental, rajin latihan dan mencoba mendalami karak
ter Nazel.
Dodo: Banyak menghafal naskah dan skenario, mempelajari karakter Arya, dan sering latihan di luar Syuting.
Menurut kalian, benar nggak sih, cerita dalam film ini?
Nasya: Karena Nasya udah buktiin, kalau di kampung Nasya ada suatu keluarga nikah sasuku. Akhirnya, anaknya cacat, idiot, kayak anak autis gitu. Makanya Nasya yakin kalau film ini diangkat dari kisah nyata.
Dodo: Dodo juga pernah liat, kalau di kampung, jika ada yang menikah sasuku, maka imbasnya ke- anak mereka. Nggak ada yang beres lah. Entah itu bisu, pekak, tulalit, idiot dan macam-macam hal lainya. Jangan sampai melanggar peraturan adat deh!. Fatal akibatnya.
Apa yang kalian harapkan dari terbentuknya film ini?
Nasya: Ya, semoga saja, banyak juga putra daerah yang lain, bisa
mengembangkan seni dan budaya daerahnya. Dan bisa membawa budaya sendiri, ke blantika film Nasional. Go Internasional, juga deh…!
Dodo: Ya, sebenarnya banyak banget potensi putra daerah. Rugi rasanya kalau nggak dikembangkan. Semoga saja, dengan terciptanya film ini, bisa menggerakkan organisasi lain untuk lebih memajukan film daerah. Kalau Jakarta bisa, Medan Boleh, Sunda Ok, kenapa kita (Riau – Melayu) tidak? Doain aja yah.. syutingnya bisa cepat selesai.
Nah, diatas adalah petikan wawancara Xpresi dengan pemeran utama film ‘’Sayang Sasuku’’. Sekedar info nih, film ini tercipta berkat kreativitas Ipmakusi dan ide Ikhsan sang sutrada muda sekaligus ketua Ipmakusi. Walaupun masih tergolong muda ia bisa menciptakan suatu karya yang bikin bangga, daerahnya. Sang Bupati Kuansing, Sukarmis – pun ikut membantu penggarapan film cinta sejati ini. Syutingnya diambil di dua tempat. Kuansing dan Pekanbaru.
Sekarang, film ini sedang pengerjaan. Sang sutradara menjanjikan, awal tahun baru, Insyallah, film ini sudah bisa dinikmati. ‘’Doain yah. dan moga-moga bisa masuk Festival Film Indonesia (FFI),’’ harap sutradara. Kalau memang kualitas bagus, kenapa nggak? Selamat Berjuang yah kru film ‘’Sayang Sasuku’’.
Sombah Nasi Perkawinan Adat Kuantan ( Pangean ) Dela / PBM /BI /5 Perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin anatra seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuahanan Yang Maha Esa. Di dalaam masyarakat Pangean, mereka mempunyai aturan dan aat istiadat sendiri yang berbeda dengan perkawinan masayrakat pada umumnya dan perrbedaan itu cenderung menimbulkan pertentangan di kalangan ulam dan penghulu adat dalam hal kebolehan atau ketidakbolehan perkawinan ini. Ada 3 sistem perkawinan adat, Exogami, Endogami dan Eleutropogami. Masyarakat Pangean teSombah Nasi Perkawinan Adat Kuantan ( Pangean ) Dela / PBM /BI /5 Perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin anatra seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuahanan Yang Maha Esa. Di dalaam masyarakat Pangean, mereka mempunyai aturan dan aat istiadat sendiri yang berbeda dengan perkawinan masayrakat pada umumnya dan perrbedaan itu cenderung menimbulkan pertentangan di kalangan ulam dan penghulu adat dalam hal kebolehan atau ketidakbolehan perkawinan ini. Ada 3 sistem perkawinan adat, Exogami, Endogami dan Eleutropogami. Masyarakat Pangean termasuk ke dalam Exogami yaitu seorang pria dilarang menikah dengan wanita yang semarga atau sesuku dengannya. Meskipun ini tidak dipermasalahkan dalam Islam, karena Islam tidak pernah melarang kawin berdasarkan suku baik Al-Qur`an maupun Hadis.                         A.     Sombah Nasi   Sombah Nasi merupakan salah satu tradisi Rakyat Kuantan, tradisi Sombah Nasi ini biasanya dilakukan disaat acara perkawinan, pada saat kedua mempelai diarak oleh pihak Bako (Rombongan suku Ayah), pihak pengantin perempuan akan menjemput pihak pengantin laki-laki kerumahnya, setelah itu kedua mempelai diarak kerumah pengantin perempuan, setelah pihak pengantin perempuan mempersilahkan rombongan Mamak pihak pengantin laki-laki masuk, disitulah acara Sombah Nasi dilakukan sekaligus Pemberian Gelar untuk pengantin laki-laki, dimana gelar merupakan panggilan setelah menikah bagi laki-laki daerah Kuantan. Sombah Nasi disebut juga sebagai kata-kata persembahan, disebut Sombah Nasi karena persembahan itu dilakukan didepan Nasi yang telah dihidangkan oleh pihak pengantin perempuan, sebelum acara makan maka dilakukanlah persembahan itu. Kata-kata yang digunakan bukanlah sebuah kata-kata yang mutlak, tapi tergantung lawan persembahannya,di bawah ini contoh kata kata persembahan tersebut : Pertama (Laki-laki) Assalamu`alaikum., Alaikum salam kan jawabnyo. Sapihak dek kami ko nan dating, nan sarasak langkah dari rumah, nan sarayun lenggang din an golong manuju ronah kampuang nangko. Kampuang nan indak katinggian, dipagar bukik bukuliliang, disolo gunung tunggu tigo, tigo nan cukuik sajorangan. Batang karambial linggayuran, rumpuiknyo gatial-gatialan, sawah bapiriang dinan datar, lading bapetak dinan lereng, cindo dusun batumpak-tumpak. Maijau rono parolak mudo, jaguang maupiah bilang tangkai, bak tima bungo ladonyo. Buah toruang ayun-ayunan, solo manyolo kacang panjang, mantimun mangarang buah. Mako kami turuikkanlah jalan nan panjang, jalan rayo titian batu, lobuah godang cindai tajelo, kosiaknyo mipi bak di pipi, pasirnyo alui bak ditinting, batu bulek susun basusun. Itam sabola dalam, jiluang babatang-batang mambelok lalu kahalaman. Halaman nan indak lowe amek, malayah bungo sapanjangkauan, tobik karono rondah-rondah. Mako babunyilah buny-bunyian, maringik sibolang tandai, bakukuak kinantan suci, marentak balam bungo sawah. Talengong kadalam parolak, cabodak laalian boruak, kamuniang sandaran alu, limau mani pantan kudu. Tobek nan bunta bakiambang, airnyo joniah ikannyo jinak, kulari babondong-bondong, bada sopek basiku-siku, bada puyu baridai ome, jariang malinte-linte juo. Salorong nan dari pado itu, pihak dek kami ko nan datang.   Nan bak samisal buruong bondong, tarobang sakawan diudaro, babegar dirimbo nan satumpak, maraok dikayu rimbun daun tatogon malihek rantiang, nyo kok indak iko tompek inggoknyo. Lai kok iko tompek inggoknyo ? kinari bukan kinari sajo. Tumbuoh sikojuik di ilalang. Bodial Jopun di BangkahuluPanembak kapal di Muaro Bari Ampun Ambo dek Panghulu Sambuiklah salam dek juaro. Adokok jauh nan kan dinaanti atau kok dokek nan kan diimbau. Bialangan ala cukuik Langgalan lah datar. Sekian pertanyaan dari ambo. Pertama ( Perempuan ) Sapanjang pahobaran tadi la susunan adat jo limbago. Kalau adat adao batangkai, pusako ado batampuak, kok undang ado batali, mangobek undang jo sakato, mangobek kato jo mufakat, itulah bonar nan dituruik. Manolah tadi batanyo, adokah jauh nan kan diganti, dokek nan kan diimbau, kok bilangan la gonok langganan la datar. Jauh nan kan dinanti, dokek kan diimbauiyolah marapulai, niniak mamak, saroto urang nan banyak. Kinilah taduduok dirumah iko, bilangan lagonok, langgaian la datar, mujur batimpo nan elok, tuah la lokek di nan mulio usaholah ragu tontanf itu. Sakironyo ado kato sapatah nan kan disobbuik, rundiang sabuah nan kan tongah nan taobik di badan diri ( sebut nama gelar yang diberikan ) Kok titiak lah buliah kami tampuang.maleleh la bias kami palik kk bajalan diansuar kami manunggu tontang itu. Dan seterusnya . begitulah contoh persembahan atau Sombah Nasi yang dimaksud. B.     Pidato Sirih ( Penyerahan )      Talatak puntiang diate ulu      Dibawah kumpalan tali      Asal mulo kato daulu      Tigo limbago nan tarjadi     Partamo sombah manyombah, kaduo sirih jo pinang, katigo baso jo basi. Sombah     manyombah  dalam adat tali batali, undang - undang, tasobuik dimuluik mani, tapakai dibaso baik. Muluik mani calemong kato, basobuik gulo dibibir dalam cupak nan piawai banamo adat sopan santun. Aadat dilawik bajuru mudi, adat  disabuang bajuaro,  adat diolek barajo jonang. Kok dikaji tontang sijuru mudi, tahu diangin nan basiku, tahu diombak nan basabuang, pandai manjago pasang turun naik. Kok dikaji tontang si juaro, tau dituah sisik ayam, tahu digulang nan bakicuah, pandai manadeh tampin taruah. Kok dikaji tontang sirajo jonang, tahu dikereng dengan gendeng, tahu dicaka dengan kaik, pandai manjago lobiah dengan kurang. Ramo-ramo tarobang malayang. Malayok ka koto tongah. Banyaknyo ompek puluoh   ompek. Endah carano bukan kapalang. Dilingkuang urang nan lah rapek. Buruang si nurak buruang nuri . Sincirak ate pambatang. Sirih golak pinang manari. Malihek urangnan lah datang. Lorong kapado caranonyo. Carano banjar Reno Ali, buatan tukang koto godang, nan rimbun bungo keliki, nan ranggak bungo kacubuong, nan kunkun gagal kan inggok, nan lontiak olang bamain, satahun dipanggang bugi, samusim di linggar cino, usahkan ratok rongak pun tido. Pihak kapado songkok carano, dilamak urang namokan, tonun banamo Silang Suto, baukirbabungo rampai, baturab ba bonang ome, baluki bakelok paku, ragi nan samo baliak bala. Baratui caromin dipinggir, batabuar kaco ditongah, kilek kamilek cahayonyo, sarupo bintang ate langik, bintang gujarah bakaliliang. Pihak kapado nan sirihnyo: sirih udang tampak ari, tumpuoknyo bak kuku balam, ganggangnyo bagai suaso, buah diambiek kan ditanaman, batang diambiekkan tiruan. Setahun dalam panggilingan usahakan mosiak layuarpun tido. Kononlah pado dipinangnyo . pinang sierek ero mani, tumbouhnyo dikidal rumah, tingginyo panjek-panjekan, rondahnyo jangkau-jangkauan, pucuok maleapi awan putiah, setahun tupai dek mamanjek larang basuo jo buahnyo. Kok  babuah sabijo duo, jatuohnyo bukan jatuoh dek bapanjek, jatuoh dek angin nen mandayu, kok tasipuak bolah ompek, kok tasipak jadi sopah, baitu kan lombuik pinang. Salorong pado digambirnyo: gambir kuniang sarupo dadiah, buatan puti sari lomak, maninyo tinggal dilidah, koleknyo tinggal dikarongkongan, daun malayok kalawitan tibo dipulau batebaran. Kok kunun dikapurnyo: kapur putiah ombun baajno, dibasuoh jo air bungo, dipati jo pati santan, dikipe jo ambai-ambai, dipalik jo ari mani, bakisar kajari tunjuak mambayang katapak tangan. Sapalik sapuluoh ome, sakodom sakati limo, harogo nan indak tarogoi, harogo satimbang jo nagori. Maakanan anak rajo-rajo pamainan bibir puti-puti. Pihak kapado tambakaunyo: Tambakau alui ombun bajelo, bijinyo datang dari ruhum, pikiran sidayuong dilawitan, dibaok jaluornyo, bajomuar dibalik dalam, bapantang mosiak dek pane, mosiek dek ombbun tongah malam. Dan seterusnya, inilah contoh pidato sirih yang dimaksud. A.     Pidato sirih ( menerima) Ruponyo sapanjang buah panitahan nan tatabuar kek nan banyak, nan talayangkatongah-tongah, tatumpah kapado ambo. Didongar la rancak bumi, dipandang la rancak rupo, labuntar sawah nan sapiring, lamasak cindo padinyo. Tapi sunguhpun baitu dek padi indak satangkai, dek pipik indak seekor. Dek padi indak satangkai masak nan indak sakali ambiek. Dek pipik bukan saekor tarobang nan indak sakaali inggok mako kan ambo cubo marontang panjang, untuang taserakkan  dijalo suto, kok untuang ikan nan buliah, kok indak ome tantangannyo. Sairing balam jo barobah Balam tarobang barobah mandi Sairing salam dengan sombah Salam datang sombah kambali Kambali juo pado Rky. Mano : Rky Anak ayam pandai baronang Dapek kakinyo dek buayo Duduk Rky jo batonang Ambo kan mulai jo bicaro Adopun sapanjang buah panitahan Rky tako, taserak nak ambo pilih, dipilih lalu dikampungkan. Kok anyuik nak ambo sonsong, disonsong lalu kahulunyo. Apokah jim pasombahan Rky. Dek caranolah katongah sarek barisi kalongkapan, mako malihek diate rupo, basiang diate  tumbuh, tumbuh sarupo iko kini. Sirih sacabiak mintak dikunyah, pinang sagayiang mintak digotok, dipipil gambir dipalik kapur dek kami kan iyo baitu. Takilek caromin diudarao Jatuah kalawik batu karang Hilang disembar dek buayo Dek bonar sombah nan tibo Lahir kapado ambo surang Batin kapado kami basamo             Katowari kato bajawek, kato pusako kan batuluang manuruik patatah jo patitih basuo pamainan adat. Batonun kulindan suto Sajalan ragi jo bonang Suri dimano talataknyo Layang malayang sombah tibo Timpo batimpo solam datang Titah kaambo tahontaknyo Kato tapogang kek pangulu, rundiang disimpan dinan banyak. Awal jo akhir kok sapokat, lahir jo batin kok sasuai, tibo digayuang nan kan manyambuik, kato nan kan manjawab topek diambo tarobiknyo. Sungguhpun diambo tarobiknyo, nyato adat bahati sungguh, nayato pusako bainggiran. Bacupak talago ponuah, bagantang si Maharajo Lelo, undang-undang maisi kondak Karono sobab dek baitu, kato iyo kato baturuik, kato indak kato mati, kato ontah kato tatogun. Dapeklah kato nan saiyo, kok bulek buliah digolekkan, picak dapek dilayangkan. Tibo kami dipabasokan, basapu laman nan sabidang, takuak pintu boke lalu, tabontang lapiak paradani, talatak sirih dicarano tando alamat putiah hati. Sonang bonar dalam hati, dek  malin indak tabacokan, dek tukang talukikan, Allah lah sajo nan kan tahu. Nan sakarang iko kini, tontang dek kami kini, olah sa iyo la sa lope, la satanai salatakkan, salolah sakojar untuk manarimo sririh Rky. Tapi sungguhpun baitu, adopun masak sirih ko tigo parakaro. Partamo masak digagang, kaduo masak dimakan, katigo masak jo mupakat Nan dikatokan masak digagang: Rono kuniang mangarisik, tampuak layuar daun la kucuik, dek ulek indak talomakkan, dek somuik indak tajalari Nyampang gugur manjalang tanah, jagan dicinto kanjunjuang lai, tampan kan jadi sarok sajo, dakak nan saka sirih masa Tasobuik masak dimakan : Sodang tampuak lai bagotah, maso daun lai baminyak, gilo dikijok pinang mudo, dirayu kapur jo gambir bararak lalu bacarano. Diupam manjadi satu, dikunyah bamerah bibir, kaleknyo tinggal dikarongkongan, sarinyo naik ka paroman Kok dikatokan masak jo mufakat ; Olun dilihat la tapandang, la ole bangun rawiknyo. Olun dikicok lataraso, lanyato lomak maninyo. Salorong Sirih Rky nan katongah, nyato bukan masak digagang, tapi indak pulo masak bamerah bibir. Isin jo rela dari Rky, sirihkan masak jo mufokat. Olun la bakalam Bulan lah gonok tigo puluh Olun dilihek la dimakan Raso la tibo dalam tubuh Sobab dek baitu, kami ko banyak tadiri dari anak mudo matah nan indak tabiaso makan sirih. Nyampang sirih Rky kami cabiak, pinangnyo digotoktontu indak lo mako dimakan raso, indak rancak dipandang rupo. Sobab Rky kan mamandang kami bak pane dalam balukar, bak sicerak dipadang lalang, iko nan manggamang nan marusak di kami. sekian. Dan seterusnya, ini merupakan kata-kata ynag dugunakan untuk pidato sirih menerima.   D.     Penyerahan Hidangan Sungguhpun surang nan taimbau dalam syariat jo hakikat atau disahir dengan bathin, samonyo didalam ampun. Ampun jo maaf dipabanyak nan salh, dek rundiang banyak nan sosek, namun kito basifat gawal. Allah basifat qodin, jo parundingan dijalang. Apolah rundingnyo. Pihak dihari sahari iko, entah hari ko nan elok, ontah katiko nan baik, sodang wakotu bungo kombang, ojuong balayir dimusimnyo. Sawuo tadogak angin tibo, kok para undangan lah datang babondong, si pokok mananti jo basamo, jonang manatiang sangek suko , panawar sagalo ronggah hati. Tumbuoh sarupo iko kini utang dek kami sipangkalan, iolah silang nan bapangkal, karojo nan bapokok, disadiokan minum jo makan. Mmanolah ruponyo, malumpek saboleh kaki Mangganjak pasak diparan. Dihasilkan dek anak silaki-laki. Dimamsak dek anak perempuan. E.      Penerimaan Hidangan Salorong hidangan nan lakatongah, elok nan susunanyo nan bak sirih, elok otoknyo nan bak gambir, gamak sodang kacak tabao, tampan ado lelo dipakai, indakbacacek jo bacotar, ola lah cukuik samparono. Taniat dihati nak mamuji, taragak nak manyanjuangnyo, taraso kolu lidah manyobuik, pocah makrifat dek tuahnyo, jo bathin sajo disyukuri. Apolah manjadi pintak jo pinto tadi : Air ta isi mintak diminum, nasi tahidang mintak dimakan kapadomkito nan duduok saedaran, togak sapambatang dirumah iko. Dek kami indak baapo de ( sebut gelar yang diberikan ). Dipandang somak rumpun buluah. Dirambah makonyo torang. Solang batanak kami lai omuah. Kok kunun mamakan nan tahidang. Tapi ulah dek togak baparintang, ulah dek duduok bapamainan, rintang dek baso si pangkalan, mako lah sojuak kami sabalun minum, lah konyang sabolun makan. Kini go, kok kilek la barapi-rapi, potui la ba dontum-dontum, gabak dihulu la manopi kan ujan juo nyo kironyo. Kok iyo lai kan hujan nak diraoknyo koto sabalik, serelun riak jo galombang, samo-samo kito makan. Dan seterusnya, ini sedikit contoh kata-kata yang dipakai atau digunakan dalam penerimaan hidangan yang dilakukan sebelum makan , atau menyantap hidangan. F.      Mintak Do`a Ampunlah ambo dek pangulu, pangulu banyak nan sati, rang godang banyak nan batuah, bago marusuak tompek lalu-lalu nan dituju ka itu juo, tantikalo sumur kan dikali, samulo rantiang kan patah, pangulu badiri dinagori mambangun adat jo pusako, maadokan bari jo balabeh manyusun cupak dengan gantang. Dek adat nan mamakai pusako tinggal maronggoi, cupak tatogak utang ma isi. Sungguh pun iyo nan sagonok itu, dek bulek nan sagolek picak nan salayang. Bulek la dapek digolekkan, picak lah buliah dilayangkan, mako diambiek api saroto bakar kumonyan. Asok mandulang ka udaro, bau lah tinggal saisi rumahiko. Apokan nan manjadi parniatan kami dari iko. Concang kan iyo sagaragai, kapalkan iyo salabuhan. Kini tampaknyo: kok adat la tabatu intan kabawahnyo takosiak bulan. Syarak lah ujudulllah katenyola ta ombun jantan. Sauukur hukum sasuai, sadundun adat jo agamo, adat kawi sayarak lah lazim, undang manuruik dibalakang. Kini nan duo bola pihak nampaknyo: bakobek jo akad nikah, ba buhul moti ijab kabul, babuhul sintak jo bagian kan tanggal raso tak mungkin, ontah kok Allah manggorakkan. Koto mintak kan rasokinyo murah, umurnyo panjang, untuang nyo gantuong bagantuang bak aur dengan tobiang, bak tangguokluluoh jo bingkai, bak kuciang jatuah jo kombuik. Ibarat manggale , taboli kek nan murah, tajual di nan mahal, sailiar samusiak, saiyo sakato. Dek sorik batomu larang basuo sarupo iko, takonang lo nan mati lamo nan mati baru, nan indak takonang nan cinto lai, nan dapek dek doa sipokah nak samo disom bulo, kok barek dapek ringan, sompik dapek lapang. Jadi nampaknyo sakali marongkuh dayung duo tigo pulau talampau, sakali mambukak puro duo tigo utang lansai, nak mintak dibacokan. G.     Mohon Pulang Jikok diagak dikonang-konang, ditimbang sakaki patuik, manakur ambo ka bumi, maningada ambo kalangik, dek kito kini la ompek adat nan bapakai. Partamo sombah manyombah, kaduo baso jo basi, katigo sirih jo pinang, kaompek cukuik minum jo makan, elok lenggang diari pane, maradeso diporuik konyang, senen tabukak kiro-kiro. Kok makan lah samparono konyang, minumlah samporono pueh. Kini air barensuik jadi darah, nasi baransuar jadi daging, syukur nikmat pado Allah, puji kek tatonggoknyo walau diawal kalam tadi, dek kato ambo nan sapatah, dek sombah ambo nan sabari, muluik tatabuar kek nan banyak, sombah tasera di din nan rami. Ruponyo ambo lai dipangkal, manjuluok lai dibuah, bakato kek nan tidak, malu tatumpah pado ambo, arang tacuriang dimuko pado koniang, bakipe poluah kadado, bakojar kamujuran dek silang nan bapangkal namonyo: Jauh disoru olah datang, dokek dipanggil olah ibosamo bahadir dirumah  godang iko. Kamujuran dek kami nan datang: datanglah dibukakkan pintu, duduak la di bontangkan lapiak, awi labatuangkan air. Lapar la baidangkan nasi, indak upek nan kan tumbuh, onta kok puji nan kan buliah. Jadi begitulah Sombah Nasi perkawinan adat Kuantan, yang sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat, khususnya di Pangean. 

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheaprmasuk ke dalam Exogami yaitu seorang pria dilarang menikah dengan wanita yang semarga atau sesuku dengannya. Meskipun ini tidak dipermasalahkan dalam Islam, karena Islam tidak pernah melarang kawin berdasarkan suku baik Al-Qur`an maupun Hadis.                         A.     Sombah Nasi   Sombah Nasi merupakan salah satu tradisi Rakyat Kuantan, tradisi Sombah Nasi ini biasanya dilakukan disaat acara perkawinan, pada saat kedua mempelai diarak oleh pihak Bako (Rombongan suku Ayah), pihak pengantin perempuan akan menjemput pihak pengantin laki-laki kerumahnya, setelah itu kedua mempelai diarak kerumah pengantin perempuan, setelah pihak pengantin perempuan mempersilahkan rombongan Mamak pihak pengantin laki-laki masuk, disitulah acara Sombah Nasi dilakukan sekaligus Pemberian Gelar untuk pengantin laki-laki, dimana gelar merupakan panggilan setelah menikah bagi laki-laki daerah Kuantan. Sombah Nasi disebut juga sebagai kata-kata persembahan, disebut Sombah Nasi karena persembahan itu dilakukan didepan Nasi yang telah dihidangkan oleh pihak pengantin perempuan, sebelum acara makan maka dilakukanlah persembahan itu. Kata-kata yang digunakan bukanlah sebuah kata-kata yang mutlak, tapi tergantung lawan persembahannya,di bawah ini contoh kata kata persembahan tersebut : Pertama (Laki-laki) Assalamu`alaikum., Alaikum salam kan jawabnyo. Sapihak dek kami ko nan dating, nan sarasak langkah dari rumah, nan sarayun lenggang din an golong manuju ronah kampuang nangko. Kampuang nan indak katinggian, dipagar bukik bukuliliang, disolo gunung tunggu tigo, tigo nan cukuik sajorangan. Batang karambial linggayuran, rumpuiknyo gatial-gatialan, sawah bapiriang dinan datar, lading bapetak dinan lereng, cindo dusun batumpak-tumpak. Maijau rono parolak mudo, jaguang maupiah bilang tangkai, bak tima bungo ladonyo. Buah toruang ayun-ayunan, solo manyolo kacang panjang, mantimun mangarang buah. Mako kami turuikkanlah jalan nan panjang, jalan rayo titian batu, lobuah godang cindai tajelo, kosiaknyo mipi bak di pipi, pasirnyo alui bak ditinting, batu bulek susun basusun. Itam sabola dalam, jiluang babatang-batang mambelok lalu kahalaman. Halaman nan indak lowe amek, malayah bungo sapanjangkauan, tobik karono rondah-rondah. Mako babunyilah buny-bunyian, maringik sibolang tandai, bakukuak kinantan suci, marentak balam bungo sawah. Talengong kadalam parolak, cabodak laalian boruak, kamuniang sandaran alu, limau mani pantan kudu. Tobek nan bunta bakiambang, airnyo joniah ikannyo jinak, kulari babondong-bondong, bada sopek basiku-siku, bada puyu baridai ome, jariang malinte-linte juo. Salorong nan dari pado itu, pihak dek kami ko nan datang.   Nan bak samisal buruong bondong, tarobang sakawan diudaro, babegar dirimbo nan satumpak, maraok dikayu rimbun daun tatogon malihek rantiang, nyo kok indak iko tompek inggoknyo. Lai kok iko tompek inggoknyo ? kinari bukan kinari sajo. Tumbuoh sikojuik di ilalang. Bodial Jopun di BangkahuluPanembak kapal di Muaro Bari Ampun Ambo dek Panghulu Sambuiklah salam dek juaro. Adokok jauh nan kan dinaanti atau kok dokek nan kan diimbau. Bialangan ala cukuik Langgalan lah datar. Sekian pertanyaan dari ambo. Pertama ( Perempuan ) Sapanjang pahobaran tadi la susunan adat jo limbago. Kalau adat adao batangkai, pusako ado batampuak, kok undang ado batali, mangobek undang jo sakato, mangobek kato jo mufakat, itulah bonar nan dituruik. Manolah tadi batanyo, adokah jauh nan kan diganti, dokek nan kan diimbau, kok bilangan la gonok langganan la datar. Jauh nan kan dinanti, dokek kan diimbauiyolah marapulai, niniak mamak, saroto urang nan banyak. Kinilah taduduok dirumah iko, bilangan lagonok, langgaian la datar, mujur batimpo nan elok, tuah la lokek di nan mulio usaholah ragu tontanf itu. Sakironyo ado kato sapatah nan kan disobbuik, rundiang sabuah nan kan tongah nan taobik di badan diri ( sebut nama gelar yang diberikan ) Kok titiak lah buliah kami tampuang.maleleh la bias kami palik kk bajalan diansuar kami manunggu tontang itu. Dan seterusnya . begitulah contoh persembahan atau Sombah Nasi yang dimaksud. B.     Pidato Sirih ( Penyerahan )      Talatak puntiang diate ulu      Dibawah kumpalan tali      Asal mulo kato daulu      Tigo limbago nan tarjadi     Partamo sombah manyombah, kaduo sirih jo pinang, katigo baso jo basi. Sombah     manyombah  dalam adat tali batali, undang - undang, tasobuik dimuluik mani, tapakai dibaso baik. Muluik mani calemong kato, basobuik gulo dibibir dalam cupak nan piawai banamo adat sopan santun. Aadat dilawik bajuru mudi, adat  disabuang bajuaro,  adat diolek barajo jonang. Kok dikaji tontang sijuru mudi, tahu diangin nan basiku, tahu diombak nan basabuang, pandai manjago pasang turun naik. Kok dikaji tontang si juaro, tau dituah sisik ayam, tahu digulang nan bakicuah, pandai manadeh tampin taruah. Kok dikaji tontang sirajo jonang, tahu dikereng dengan gendeng, tahu dicaka dengan kaik, pandai manjago lobiah dengan kurang. Ramo-ramo tarobang malayang. Malayok ka koto tongah. Banyaknyo ompek puluoh   ompek. Endah carano bukan kapalang. Dilingkuang urang nan lah rapek. Buruang si nurak buruang nuri . Sincirak ate pambatang. Sirih golak pinang manari. Malihek urangnan lah datang. Lorong kapado caranonyo. Carano banjar Reno Ali, buatan tukang koto godang, nan rimbun bungo keliki, nan ranggak bungo kacubuong, nan kunkun gagal kan inggok, nan lontiak olang bamain, satahun dipanggang bugi, samusim di linggar cino, usahkan ratok rongak pun tido. Pihak kapado songkok carano, dilamak urang namokan, tonun banamo Silang Suto, baukirbabungo rampai, baturab ba bonang ome, baluki bakelok paku, ragi nan samo baliak bala. Baratui caromin dipinggir, batabuar kaco ditongah, kilek kamilek cahayonyo, sarupo bintang ate langik, bintang gujarah bakaliliang. Pihak kapado nan sirihnyo: sirih udang tampak ari, tumpuoknyo bak kuku balam, ganggangnyo bagai suaso, buah diambiek kan ditanaman, batang diambiekkan tiruan. Setahun dalam panggilingan usahakan mosiak layuarpun tido. Kononlah pado dipinangnyo . pinang sierek ero mani, tumbouhnyo dikidal rumah, tingginyo panjek-panjekan, rondahnyo jangkau-jangkauan, pucuok maleapi awan putiah, setahun tupai dek mamanjek larang basuo jo buahnyo. Kok  babuah sabijo duo, jatuohnyo bukan jatuoh dek bapanjek, jatuoh dek angin nen mandayu, kok tasipuak bolah ompek, kok tasipak jadi sopah, baitu kan lombuik pinang. Salorong pado digambirnyo: gambir kuniang sarupo dadiah, buatan puti sari lomak, maninyo tinggal dilidah, koleknyo tinggal dikarongkongan, daun malayok kalawitan tibo dipulau batebaran. Kok kunun dikapurnyo: kapur putiah ombun baajno, dibasuoh jo air bungo, dipati jo pati santan, dikipe jo ambai-ambai, dipalik jo ari mani, bakisar kajari tunjuak mambayang katapak tangan. Sapalik sapuluoh ome, sakodom sakati limo, harogo nan indak tarogoi, harogo satimbang jo nagori. Maakanan anak rajo-rajo pamainan bibir puti-puti. Pihak kapado tambakaunyo: Tambakau alui ombun bajelo, bijinyo datang dari ruhum, pikiran sidayuong dilawitan, dibaok jaluornyo, bajomuar dibalik dalam, bapantang mosiak dek pane, mosiek dek ombbun tongah malam. Dan seterusnya, inilah contoh pidato sirih yang dimaksud. A.     Pidato sirih ( menerima) Ruponyo sapanjang buah panitahan nan tatabuar kek nan banyak, nan talayangkatongah-tongah, tatumpah kapado ambo. Didongar la rancak bumi, dipandang la rancak rupo, labuntar sawah nan sapiring, lamasak cindo padinyo. Tapi sunguhpun baitu dek padi indak satangkai, dek pipik indak seekor. Dek padi indak satangkai masak nan indak sakali ambiek. Dek pipik bukan saekor tarobang nan indak sakaali inggok mako kan ambo cubo marontang panjang, untuang taserakkan  dijalo suto, kok untuang ikan nan buliah, kok indak ome tantangannyo. Sairing balam jo barobah Balam tarobang barobah mandi Sairing salam dengan sombah Salam datang sombah kambali Kambali juo pado Rky. Mano : Rky Anak ayam pandai baronang Dapek kakinyo dek buayo Duduk Rky jo batonang Ambo kan mulai jo bicaro Adopun sapanjang buah panitahan Rky tako, taserak nak ambo pilih, dipilih lalu dikampungkan. Kok anyuik nak ambo sonsong, disonsong lalu kahulunyo. Apokah jim pasombahan Rky. Dek caranolah katongah sarek barisi kalongkapan, mako malihek diate rupo, basiang diate  tumbuh, tumbuh sarupo iko kini. Sirih sacabiak mintak dikunyah, pinang sagayiang mintak digotok, dipipil gambir dipalik kapur dek kami kan iyo baitu. Takilek caromin diudarao Jatuah kalawik batu karang Hilang disembar dek buayo Dek bonar sombah nan tibo Lahir kapado ambo surang Batin kapado kami basamo             Katowari kato bajawek, kato pusako kan batuluang manuruik patatah jo patitih basuo pamainan adat. Batonun kulindan suto Sajalan ragi jo bonang Suri dimano talataknyo Layang malayang sombah tibo Timpo batimpo solam datang Titah kaambo tahontaknyo Kato tapogang kek pangulu, rundiang disimpan dinan banyak. Awal jo akhir kok sapokat, lahir jo batin kok sasuai, tibo digayuang nan kan manyambuik, kato nan kan manjawab topek diambo tarobiknyo. Sungguhpun diambo tarobiknyo, nyato adat bahati sungguh, nayato pusako bainggiran. Bacupak talago ponuah, bagantang si Maharajo Lelo, undang-undang maisi kondak Karono sobab dek baitu, kato iyo kato baturuik, kato indak kato mati, kato ontah kato tatogun. Dapeklah kato nan saiyo, kok bulek buliah digolekkan, picak dapek dilayangkan. Tibo kami dipabasokan, basapu laman nan sabidang, takuak pintu boke lalu, tabontang lapiak paradani, talatak sirih dicarano tando alamat putiah hati. Sonang bonar dalam hati, dek  malin indak tabacokan, dek tukang talukikan, Allah lah sajo nan kan tahu. Nan sakarang iko kini, tontang dek kami kini, olah sa iyo la sa lope, la satanai salatakkan, salolah sakojar untuk manarimo sririh Rky. Tapi sungguhpun baitu, adopun masak sirih ko tigo parakaro. Partamo masak digagang, kaduo masak dimakan, katigo masak jo mupakat Nan dikatokan masak digagang: Rono kuniang mangarisik, tampuak layuar daun la kucuik, dek ulek indak talomakkan, dek somuik indak tajalari Nyampang gugur manjalang tanah, jagan dicinto kanjunjuang lai, tampan kan jadi sarok sajo, dakak nan saka sirih masa Tasobuik masak dimakan : Sodang tampuak lai bagotah, maso daun lai baminyak, gilo dikijok pinang mudo, dirayu kapur jo gambir bararak lalu bacarano. Diupam manjadi satu, dikunyah bamerah bibir, kaleknyo tinggal dikarongkongan, sarinyo naik ka paroman Kok dikatokan masak jo mufakat ; Olun dilihat la tapandang, la ole bangun rawiknyo. Olun dikicok lataraso, lanyato lomak maninyo. Salorong Sirih Rky nan katongah, nyato bukan masak digagang, tapi indak pulo masak bamerah bibir. Isin jo rela dari Rky, sirihkan masak jo mufokat. Olun la bakalam Bulan lah gonok tigo puluh Olun dilihek la dimakan Raso la tibo dalam tubuh Sobab dek baitu, kami ko banyak tadiri dari anak mudo matah nan indak tabiaso makan sirih. Nyampang sirih Rky kami cabiak, pinangnyo digotoktontu indak lo mako dimakan raso, indak rancak dipandang rupo. Sobab Rky kan mamandang kami bak pane dalam balukar, bak sicerak dipadang lalang, iko nan manggamang nan marusak di kami. sekian. Dan seterusnya, ini merupakan kata-kata ynag dugunakan untuk pidato sirih menerima.   D.     Penyerahan Hidangan Sungguhpun surang nan taimbau dalam syariat jo hakikat atau disahir dengan bathin, samonyo didalam ampun. Ampun jo maaf dipabanyak nan salh, dek rundiang banyak nan sosek, namun kito basifat gawal. Allah basifat qodin, jo parundingan dijalang. Apolah rundingnyo. Pihak dihari sahari iko, entah hari ko nan elok, ontah katiko nan baik, sodang wakotu bungo kombang, ojuong balayir dimusimnyo. Sawuo tadogak angin tibo, kok para undangan lah datang babondong, si pokok mananti jo basamo, jonang manatiang sangek suko , panawar sagalo ronggah hati. Tumbuoh sarupo iko kini utang dek kami sipangkalan, iolah silang nan bapangkal, karojo nan bapokok, disadiokan minum jo makan. Mmanolah ruponyo, malumpek saboleh kaki Mangganjak pasak diparan. Dihasilkan dek anak silaki-laki. Dimamsak dek anak perempuan. E.      Penerimaan Hidangan Salorong hidangan nan lakatongah, elok nan susunanyo nan bak sirih, elok otoknyo nan bak gambir, gamak sodang kacak tabao, tampan ado lelo dipakai, indakbacacek jo bacotar, ola lah cukuik samparono. Taniat dihati nak mamuji, taragak nak manyanjuangnyo, taraso kolu lidah manyobuik, pocah makrifat dek tuahnyo, jo bathin sajo disyukuri. Apolah manjadi pintak jo pinto tadi : Air ta isi mintak diminum, nasi tahidang mintak dimakan kapadomkito nan duduok saedaran, togak sapambatang dirumah iko. Dek kami indak baapo de ( sebut gelar yang diberikan ). Dipandang somak rumpun buluah. Dirambah makonyo torang. Solang batanak kami lai omuah. Kok kunun mamakan nan tahidang. Tapi ulah dek togak baparintang, ulah dek duduok bapamainan, rintang dek baso si pangkalan, mako lah sojuak kami sabalun minum, lah konyang sabolun makan. Kini go, kok kilek la barapi-rapi, potui la ba dontum-dontum, gabak dihulu la manopi kan ujan juo nyo kironyo. Kok iyo lai kan hujan nak diraoknyo koto sabalik, serelun riak jo galombang, samo-samo kito makan. Dan seterusnya, ini sedikit contoh kata-kata yang dipakai atau digunakan dalam penerimaan hidangan yang dilakukan sebelum makan , atau menyantap hidangan. F.      Mintak Do`a Ampunlah ambo dek pangulu, pangulu banyak nan sati, rang godang banyak nan batuah, bago marusuak tompek lalu-lalu nan dituju ka itu juo, tantikalo sumur kan dikali, samulo rantiang kan patah, pangulu badiri dinagori mambangun adat jo pusako, maadokan bari jo balabeh manyusun cupak dengan gantang. Dek adat nan mamakai pusako tinggal maronggoi, cupak tatogak utang ma isi. Sungguh pun iyo nan sagonok itu, dek bulek nan sagolek picak nan salayang. Bulek la dapek digolekkan, picak lah buliah dilayangkan, mako diambiek api saroto bakar kumonyan. Asok mandulang ka udaro, bau lah tinggal saisi rumahiko. Apokan nan manjadi parniatan kami dari iko. Concang kan iyo sagaragai, kapalkan iyo salabuhan. Kini tampaknyo: kok adat la tabatu intan kabawahnyo takosiak bulan. Syarak lah ujudulllah katenyola ta ombun jantan. Sauukur hukum sasuai, sadundun adat jo agamo, adat kawi sayarak lah lazim, undang manuruik dibalakang. Kini nan duo bola pihak nampaknyo: bakobek jo akad nikah, ba buhul moti ijab kabul, babuhul sintak jo bagian kan tanggal raso tak mungkin, ontah kok Allah manggorakkan. Koto mintak kan rasokinyo murah, umurnyo panjang, untuang nyo gantuong bagantuang bak aur dengan tobiang, bak tangguokluluoh jo bingkai, bak kuciang jatuah jo kombuik. Ibarat manggale , taboli kek nan murah, tajual di nan mahal, sailiar samusiak, saiyo sakato. Dek sorik batomu larang basuo sarupo iko, takonang lo nan mati lamo nan mati baru, nan indak takonang nan cinto lai, nan dapek dek doa sipokah nak samo disom bulo, kok barek dapek ringan, sompik dapek lapang. Jadi nampaknyo sakali marongkuh dayung duo tigo pulau talampau, sakali mambukak puro duo tigo utang lansai, nak mintak dibacokan. G.     Mohon Pulang Jikok diagak dikonang-konang, ditimbang sakaki patuik, manakur ambo ka bumi, maningada ambo kalangik, dek kito kini la ompek adat nan bapakai. Partamo sombah manyombah, kaduo baso jo basi, katigo sirih jo pinang, kaompek cukuik minum jo makan, elok lenggang diari pane, maradeso diporuik konyang, senen tabukak kiro-kiro. Kok makan lah samparono konyang, minumlah samporono pueh. Kini air barensuik jadi darah, nasi baransuar jadi daging, syukur nikmat pado Allah, puji kek tatonggoknyo walau diawal kalam tadi, dek kato ambo nan sapatah, dek sombah ambo nan sabari, muluik tatabuar kek nan banyak, sombah tasera di din nan rami. Ruponyo ambo lai dipangkal, manjuluok lai dibuah, bakato kek nan tidak, malu tatumpah pado ambo, arang tacuriang dimuko pado koniang, bakipe poluah kadado, bakojar kamujuran dek silang nan bapangkal namonyo: Jauh disoru olah datang, dokek dipanggil olah ibosamo bahadir dirumah  godang iko. Kamujuran dek kami nan datang: datanglah dibukakkan pintu, duduak la di bontangkan lapiak, awi labatuangkan air. Lapar la baidangkan nasi, indak upek nan kan tumbuh, onta kok puji nan kan buliah. Jadi begitulah Sombah Nasi perkawinan adat Kuantan, yang sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat, khususnya di Pangean. 

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap